Nasihat

  nasehat lain...
Blog ini milik Arif Rahman Hakim, seorang pria berputra 8 (delapan) yang juga anggota legislatif dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Blog ini berisi berbagai hal yang ingin saya ungkapkan, tentang pikiran saya, keluarga, teman-teman, pekerjaan dan kiprah PKS di seluruh dunia, namun tentu saja terutama di Yogyakarta.
Kepada semua pengunjung blog ini saya harap dapat terbantu dengan artikel-artikel yang saya muat.
silahkan memberi komentar jika perlu.

Angkot Kejujuran ?

Angkot Kejujuran

Beberapa bulan yang lalu KPK melaunching beroperasinya toko kejujuran di Kantor KPK, sebuah model toko tanpa pelayan dan tanpa kasir, sehingga di toko tersebut para pembeli mengambil sendiri barang yang dibutuhkan, lalu memasukkan uang sebesar harga barang dalam laci atau tempat uang yang telah disediakan bahkan mengambil sendiri uang kembaliannya bila uangnya lebih besar dari harga barangnya.


Tak lama kemudian, ada sekolah menengah atas yang juga mengikuti jejak KPK dengan meresmikan beroperasinya Kantin Kejujuran di sekolahnya, para siswa yang membutuhkan makanan dan minuman ringan dipersilahkan mengambil makanan dan minuman yang dibutuhkan, membayar dan mengambil kembalian sendiri tanpa pelayan yang mengawasi kantin tersebut. Kedua Toko tersebut akan dinyatakan berhasil bila perolehan uang dari hasil penjualan lebih besar dari nilai harga barang yang terjual.
Di salah satu sudut Daerah Istimewa Yogyakarta, ada juga kios bensin kejujuran, yang setahu saya sudah ada jauh sebelum KPK membuat Toko Kejujuran, kios bensin di tepi jalan tanpa pelayan tersebut juga mempersilahkan para pembelinya mengambil sendiri bensin yang sudah disiapkan dalam kemasan botol 1 literan, harga jualnya sudah tercantum pula, serta satu kotak uang mirip kotak infaq masjid untuk memasukkan uangnya. Namun para pembeli agar memasukkan uang pas, karena tidak bisa mengambil uang kembalian dari kotak tersebut.
Kejadian yang baru saya alami beberapa hari yang lalu menurut saya unik dan agak tidak lazim, yaitu naik angkot tanpa kenek jurusan UKI-Cileungsi PP. Apanya yang unik? Khan sudah biasa kita naik angkot tanpa kenek? Itu betul, banyak angkot beroperasi tanpa kenek, selain mengurangi space tempat duduk, juga harus bayar gaji kenek, kurang ekonomis, penumpang tinggal naik, duduk dan saat turun baru membayar tariff dan meminta uang kembalian pada pak sopir, seringkali terjadi penumpang merasa membayar terlalu mahal atau sebaliknya si sopir merasa penumpang membayar kurang dari tariff yang telah ditentukan. Yang saya sebut unik pada angkot jurusan UKI-Cileungsi PP tadi adalah karena begitu pintu mobil ditutup, maka para penumpang masing-masing mengeluarkan uang sesuai tariff yang telah disepakati, tanpa ada yang menyuruh, salah satu atau dua penumpang menjadi “kenek” yang mengumpulkan ongkos dari para penumpang lain, membayar uang kembalian dan seterusnya hingga semua ongkos dari penumpang terkumpul, lalu diserahkan pada pak sopir yang sedang melaju di jalan TOL Jagorawi, bila semua uang besar, maka pak sopir ini dengan keahlian mengemudinya segera menghitung uang perolehan, lalu mengambil dompet untuk uang kecil kembalian yang belum dibayarkan, tetap sambil menyetir kendaraannya diatas 100 km/jam…wuih…
Pak sopir yang trampil acrobat tersebut mempercayai kejujuran para penumpangnya, bahwa mereka semua pasti membayar. Alangkah indahnya bila alat transportasi yang selama ini dilaporkan merugi seperti PT. Kereta Api menetapkan prinsip kejujuran seperti angkot tadi, semua penumpang membayar sesuai tariff yang tentu saja terjangkau sesuai kelas, tidak ada penumpang berdiri, masing-masing penumpang menjadi pengawas apakah ada penumpang yang tidak bayar dan kereta api tepat waktu, entahlah…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

blogger templates | Make Money Online