Nasihat

  nasehat lain...
Blog ini milik Arif Rahman Hakim, seorang pria berputra 8 (delapan) yang juga anggota legislatif dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Blog ini berisi berbagai hal yang ingin saya ungkapkan, tentang pikiran saya, keluarga, teman-teman, pekerjaan dan kiprah PKS di seluruh dunia, namun tentu saja terutama di Yogyakarta.
Kepada semua pengunjung blog ini saya harap dapat terbantu dengan artikel-artikel yang saya muat.
silahkan memberi komentar jika perlu.

Meski Gratis, Sekolah Tetap Bermutu



''Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah, kalau benar sekolah gratis di sini dapat segera dilaksanakan mulai tahun ajaran ini,'' kata Nanik, warga Kota Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel).


Ibu pekerja yang memiliki beberapa anak yang masih bersekolah itu, dengan harapan yang tinggi, menginginkan pada saatnya anak-anaknya itu bisa menyelesaikan pendidikan yang layak tanpa terkendala kemampuan ekonomi yang serbaterbatas. ''Tapi, kalau bisa walaupun gratis, mutu pendidikannya tetap dijaga ya,'' ujar Awet, salah satu orang tua dari dua pelajar SMP dan SMA di Kota Palembang.

Dia mencemaskan, jangan sampai dengan serbagratis itu, malah berakibat memerosotkan mutu pendidikan dan kualitas pelajar di daerahnya. Sejumlah guru terutama guru sekolah swasta di Palembang justru khawatir, jangan-jangan setelah program sekolah gratis itu berjalan, akan mengurangi penghasilan dan tingkat kesejahteraan mereka.

Program Sekolah Gratis dari SD hingga SMA sederajat di Sumsel, telah dicanangkan bersama oleh Mendiknas Bambang Sudibyo dan Gubernur Sumsel, Ir H Alex Noerdin, 25 Maret 2009, untuk dapat dijalankan mulai tahun ajaran baru, Juli ini. ''Program sekolah gratis ini untuk masa depan Sumsel, membuka harapan dengan kesempatan yang pasti untuk anak-anak kita. Meringankan kita dalam mengantarkan mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,'' kata Alex Noerdin.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Ade Karyana, pelaksanaan sekolah gratis itu ditopang oleh pemprov dan pemda kabupaten/kota yang bekerja sama memberikan bantuan dana operasional sekolah sehingga murid tidak lagi dibebani biaya sekolah.

Dengan adanya bantuan tersebut, siswa di Sumsel tidak lagi dipungut biaya operasional sekolah atau dikenal dengan uang SPP. Ade Karyana menuturkan, pengecualian hanya pada sekolah standar nasional (SSN) dan rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) yang masih diperbolehkan memungut biaya operasional.

Dia menjelaskan, dalam program sekolah gratis, biaya pribadi peserta didik, seperti ongkos transportasi ke sekolah, seragam, uang saku, dan sebagainya tetap ditanggung oleh murid. Mendiknas Bambang Sudibyo saat meresmikan pencanangan program sekolah gartis di Sumsel (25/3), juga mengajak agar selain di daerah ini, juga mengajak beberapa gubernur di Kalimantan Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan juga menyediakan sekolah gratis.

Berkaitan dengan opini miring kalau pendidikan gratis akan menurunkan mutu pendidikan, Mendiknas Bambang Sudibyo tidak sepakat dengan penilaian tersebut. Menurut dia, pemerintah sudah mengeluarkan aturan yang sangat jelas dan terbuka. Begitu pula, dari sisi kesejahteraan guru, pemerintah sudah memberikan yang terbaik. ant
(-)

Baca Selanjutnya......

PKS Ajukan Tiga Nama ke Demokrat

JAKARTA -- Majelis Syura PKS memutuskan untuk berkoalisi dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Partai Demokrat dalam Pemilu Presiden/Wapres (Pilpres) 2009. Keputusan ini disepakati oleh 96 orang dari 99 anggota majelis syura.





''Koalisi ini terjadi bila kontrak politik disepakati bersama,'' ujar Ketua Majelis Syura PKS, Hilmi Aminuddin, yang membacakan keputusan musyawarah, Ahad (26/4) sore, di Gedung Bidakara, Jakarta.Kontrak politik itu, kata Hilmi, disusun berlandaskan kesamaan platform kedua partai, yang telah disetujui bersama oleh Tim Lima PKS dan Tim Sembilan Demokrat.

Melalui forum itu, PKS juga mengajukan cawapres. Tapi, nama kandidat PKS disampaikan secara langsung ke SBY dalam amplop tertutup. ''Pertimbangannya, etika dan kesantunan politik,'' jelas Hilmi. Sumber Republika di kalangan PKS menyebutkan, ketiga nama itu adalah Hidayat Nur Wahid, Tifatul Sembiring, dan Salim Segaf Al-Jufri. Beberapa pekan terakhir, dukungan untuk Hidayat terus mengalir dari daerah dan juga pesantren.

Pimpinan Pondok Pesantren Modern Gontor, KH Syukri Zarkasy, mengatakan, sosok Hidayat Nur Wahid merupakan pribadi yang terdidik sebagai pemimpin. "Dia itu punya kesungguhan dan mau belajar untuk tugas yang dihadapi. Kita optimistis dia mampu menjalankan tugas sebagai wakil presiden," katanya. Karena itu, lanjutnya, Pondok Pesantren Gontor mendukung duet SBY-Hidayat.

Presiden PKS, Tifatul Sembiring, menyatakan siap mengoptimalkan kinerja mesin politiknya. Ini menjadi salah satu jaminan keuntungan yang bakal didapat SBY jika memilih kandidat usulan PKS.Ketua Bidang Politik DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, menegaskan akan melakukan komunikasi lebih intensif dengan PKS. "Kalau PKS sudah menyatakan kesediaannya berkoalisi, akan kita tindak lanjuti," kata Anas.

Saat membuka rapimnas, kemarin, SBY yang ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, menegaskan belum menentukan pendampingnya. Rapimnas hanya menetapkan SBY sebagai capres. ''Apakah nama cawapres sudah ada di kantong? Belum ada,'' kata SBY.Namun, ia mengaku mendapatkan masukan nama yang dianggap cocok menjadi cawapres. ''Ada dari parpol, ada nonparpol. Jumlahnya 19 orang,'' kata SBY.

SBY kembali mengungkit lima kriteria cawapresnya. Kriteria yang dianggap penting, antara lain, integritas, kepribadian, dan moral politik yang baik. Menurutnya, koalisi tak sekadar bagi-bagi kursi di kabinet, pun dibangun bukan atas kesamaan ideologi partai.''Justru, koalisi dibangun atas kesamaan platform , arah kebijakan, berdasarkan aturan main dan kontrak politik yang jelas, dan kemudian aturan kontrak itu dijalankan,'' paparnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Pertimbangan Partai DPP PAN, Amien Rais, melihat bahwa cawapres SBY bakal mengerucut menjadi dua nama. ''Yakni, Hidayat Nur Wahid atau Hatta Rajasa,'' kata Amien di Sleman, Yogyakarta, kemarin. wed/ade/yoe/ant

Baca Selanjutnya......

PKS Gelar Musyawarah Majelis Syura Tentukan Koalisi



JAKARTA-- DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar Musyawarah Majelis Syura di Auditorium Binakarna, Bidakara, Jakarta, Sabtu pagi, untuk menentukan arah koalisi partai, sekaligus pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan didukung.




Kepala Badan Humas DPP PKS Ahmad Mabruri mengatakan, acara tersebut akan dibuka Ketua Majelis Syura PKS Ustadz Hilmi Aminudin sekitar pukul 09:00 WIB.

Musyawarah Majelis Syura PKS akan berakhir pada Ahad (26/4).Rencananya, Presiden PKS Tifatul Sembiring yang juga anggota Majelis Syura akan mengumumkan hasil Musyawarah tersebut pada Minggu sekitar pukul 13:00 WIB.

Tifatul juga merupakan Ketua Tim 5 PKS yang bertugas melakukan komunikasi politik dengan partai-partai lain, termasuk dengan Partai Demokrat yang diperkirakan bakal menjadi mitra koalisi PKS.

Menurut Ahmad Mabruri, 99 orang anggota Majelis Syura akan melakukan musyawarah secara tertutup untuk membahas berbagai masukan dari para pengurus dan kader terkait dengan arah koalisi ke depan.

Sebelumnya, sejumlah masukan yang cukup kuat berkembang di internal PKS adalah memilih berkoalisi dengan Partai Demokrat/Susilo Bambang Yudhoyono, serta mengajukan Hidayat Nurwahid sebagai calon wakil presiden mendampingi SBY.

Namun, terkait pengajuan nama cawapres, menurut Mabruri, PKS bersikap menunggu dan tidak akan mengajukan nama jika tidak diminta oleh Partai Demokrat atau SBY. ant/fif

Baca Selanjutnya......

PKS Inginkan Duet SBY-HNW



JAKARTA—Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berharap salah satu kader terbaiknya, Hidayat Nur Wahid (HNW), terpilih sebagai calon wakil presiden yang akan mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).



Alasannya, PKS menjadi partai peraih suara tertinggi setelah hengkangnya Partai Golkar dalam barisan koalisi Partai Demokrat (PD).“Sangat kuat keinginan kader untuk menyandingkan SBY dengan Pak Hidayat, apalagi kini posisi politik PKS semakin kuat dengan keputusan Golkar keluar koalisi,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS, Zulkieflimansyah, kepada Republika, Jumat (24/4).

Zulkieflimansyah mengandaikan, PKS, PKB, dan PAN akan berada dalam satu kotak koalisi dengan PD untuk pemerintahan 2009-2014. Di antara ketiga partai mitra koalisi PD, PKS adalah partai yang paling tinggi perolehan suaranya dalam pemilu legislatif lalu.“Sehingga wajar jika cawapres SBY berasal dari PKS,” kata Zulkieflimansyah.

Menurut Zulkieflimansyah, kecuali aspek proporsionalitas politik, menyandingkan HNW sebagai pendamping SBY juga mampu memberikan jaminan optimalnya kinerja mesin politik PKS. “Mesin politik PKS akan bekerja all out karena HNW adalah keinginan kader dan simpatisan.”

Kendati demikian, Zulkieflimansyah melanjutkan, PKS tentu juga menghormati keinginan mitra koalisi lainnya yang mempunyai harapan sama untuk kursi cawapres SBY.

Bila pilihan terhadap HNW akan mengecewakan PKB dan PAN, kata Zulkieflimansyah, maka pilihan terbaik bagi SBY dan PD adalah mengusung cawapres dari kalangan independen, teknokrat, atau kader internal PD.“Calon terakhir ini memang tidak berpotensi melukai salah satu parpol peserta koalisi lainnya,” tandas Zulkieflimansyah. ade/kpo

Baca Selanjutnya......

Pemprov Obral Hapus Aset



Ini adalah suasana rapat Komisi A hari jumat 24 April 2009 yang saya pimpin, dimuat di Radar Jogja, membahas soal asset pemprov yg minta dihapuskan, padahal baru satu tahun yang lalu dibangun dengan berbagai argumentasi yang hebat-hebat.... duh..mau kemana pemprov ini ya ?


[ Sabtu, 25 April 2009 ]
JOGJA - Obral menghapus aset saat ini sedang dirancang Pemprov DIJ. Belum beres dengan rencana melepas sejumlah aset RS Grhasia, kini pemprov juga ingin menghapus aset gedung UPTD Balai Pelayanan Bisnis Dinas Perindagkop DIJ yang ada di Jalan Laksda Adisutjipto Km 6,5 . Tepatnya di depan Plasa Ambarrukmo. Rencananya di lokasi tersebut akan dibangun Jogja Bisnis Center (JBC).

" Gagasan penghapusan ini telah dibicarakan antara Keraton Jogja sebagai pemilik tanah. Sekarang ada investor yang ingin mengelolanya," ungkap Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) DIJ Bambang Wisnu Handoyo (BWH) di depan rapat kerja Komisi A Dewan Provinsi kemarin.

Sebelumnya dalam suratnya nomor 011/1097 yang diteken pada 18 Maret Gubernur DIJ Hamengku Buwono X menyatakan telah ada calon investor yang bersedia mengembangkan JBC dengan memadukan konsep perkantoran, perdagangan dan jasa perbankan yang berada dalam satu lokasi.

Surat gubernur ke pimpinan DPRD itu seolah melengkapi surat sebelumnya nomor 593/1067 tanggal 17 Maret tentang rencana menghapus enam unit bangunan yang menjadi aset di RS Grhasia.

BWH yang datang mewakili Sekprov DIJ Tri Harjun Ismaji, menjelaskan dengan adanya rencana alih kelola kepada investor, maka diperlukan adanya penghapusan aset .Dari pembahasan awal, ada tawaran kompensasi investor yang bersedia menyediakan ruang Balai Pelayanan Bisnis.

Tentang kepemilikan aset, BWH mengatakan pemprov hanya menjadi pemilik bangunan. Sedangkan tanahnya merupakan aset keraton. Dengan kondisi, tutur BWH, posisi tawar pemprov cenderung rendah. Bila rencana menghapus aset disetujui dewan, pemprov akan menindaklanjuti dengan membuat perjanjian segitiga dengan keraton dan investor. "Status kepemilikan aset akan kita perjelas," terang BWH.

Keinginan menghapuskan aset itu ternyata menghadapi jalan terjal. Dalam rapat kerja itu Komisi A belum dapat menyetujui ide menghapus aset yang lokasinya cukup strategis itu.

Anggota Komisi A Noor Harish mendesak gubernur membuat surat permohonan baru yang lebih detil. "Alasan untuk menghapuskan aset harus lebih kuat," pintanya.

Ia mengkritisi surat dua surat yang diteken gubernur materinya terlalu sederhana. "Kita harus adakan raker ulang. Undang kembali Sekprov," desaknya. DPPKA, lanjut Harish, sebetulnya bukan mitra kerja Komisi A.

Sedangkan Henricus Wiseno punya pendapat berbeda. Ia menilai tak bisa suaru aset tiba-tiba hendak dihapus hanya karena soal status tanah. "Mestinya dulu status tanah diperjelas. Kalau bukan milik pemprov kenapa harus membangun gedung di lokasi tersebut. Uangnya pakai APBD," ingatnya.

Sedangkan Sekretaris Komisi A Takdir Ali Mukti menuding pemprov terkesan terlalu menggampangkan status kepemilikan tanah. Balai Pelayanan Bisnis itu sebetulnya baru saja dibangun usai terjadi gempa. "Bangunan baru saja dibangun kok mau dihapus. Ini ada apa?" gugatnya. (kus)


Baca Selanjutnya......

Menghitung Peluang SBY-HNW



INILAH.COM, Jakarta – Siapakah calon wakil presiden untuk SBY? Pascaputus hubungan dengan Partai Golkar, sulit bagi SBY merebut orang di mainstream Partai Beringin. Hidayat Nur Wahid? PKS boleh berharap. Tapi, resistensinya tinggi.



Pecahnya rencana koalisi Golkar dan Demokrat memang membuat peta koalisi menjelang Pemilihan Presiden 2009 berubah drastis. Partai Golkar kini berhadapan dengan dua pilihan yang lebih realistis: maju membentuk blok sendiri, atau bergabung dengan blok Teuku Umar. Kembali ke Demokrat, sebagaimana usulan sejumlah tokohnya, hanya seperti menjilat ludah sendiri.

Perpecahan itu juga membuat teka-teki siapa cawapres SBY kian sempit. Tapi, teka-teki tetap teka-teki. SBY tetap menyodorkan tanda tanya, tak hendak menerangkan, apalagi memperjelas, siapa yang bakal mendampinginya.

Sejauh ini dua nama di luar mainstream DPP Partai Golkar disebut-sebut. Keduanya Akbar Tandjung dan Siswono Yudhohusodo. Persoalannya, dari rapat pimpinan nasional khusus (rapimnassus) Golkar yang kini sedang berlangsung, dukungan untuk ini sangat tipis. Peserta rapimnassus bahkan lebih dominan mendukung perisahan dengan Demokrat.

Lalu? Hatta Rajasa? Suara PAN juga tak terlalu signifikan dalam mendukung koalisi di parlemen. Sri Mulyani Indrawati? Resistensinya juga tinggi karena dia bukan orang partai. Itu hanya bisa terjadi jika parpol-parpol yang bergabung dengan koalisi Demokrat, rela posisi RI-2 diambil orang nonpartai.

Pilihan lainnya adalah Hidayat Nur Wahid, Ketua MPR yang juga mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PKS memang parpol yang sudah menyatakan itikad berkoalisi degan Demokrat dan SBY, bahkan sebelum Pemilu berlangsung. Mereka pula yang pernah menyodorkan nama Hidayat sebagai pendamping SBY sebelum Pemilu berlangsung.

Hasil exit poll LP3ES yang dilakukan saat Pemilu lalu pun menempatkan duet SBY-HNW sebagai yang paling favorit. SBY-HNW bahkan lebih unggul dibandingkan SBY-JK saat itu. SBY-HNW saat itu meraih suara 20,8%, mengungguli SBY-JK 16,3%, apalagi SBY-Akbar yang hanya 5,4%.

“Popularitas Hidayat menggeser Jusuf Kalla sebagai cawapres yang difavoritkan berpasangan dengan SBY,” kata Suhardi Suryadi, Direktur LP3ES, pekan lalu.

Jadi, Hidayat? Belum tentu juga. Pagi-pagi, mulai banyak orang Demokrat yang mulai ‘gerah’ dengan kemungkinan duet SBY-HNW. Achmad Mubarok, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat mengaku dirinya menerima banyak pesan pendek (SMS) yang menolak Hidayat. “Terutama dari kalangan NU dan Muhammadiyah,” kata tokoh yang pernah memicu kontroversi itu.

Dia bahkan menyebutkan pula, Hidayat belum teruji sebagai kandidat pendamping untuk SBY. Mubarok meragukan kemampuan Hidayat karena belum pernah memegang birokrasi. “Dia dosen, dai yang baik, gaya berpolitiknya dakwah, tapi belum teruji,” katanya, Kamis (23/4). Dia bahkan menilai, apa yang dilakukan PKS dengan menyatakan Hidayat berpeluang jadi pendamping SBY hanyalah sebagai manuver politik PKS semata.

Dalam pandangan peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanudin Muhtadi, salah satu yang mengganjal duet SBY-HNW adalah asal parpol Hidayat: PKS. Dia mengkhawatirkan para pemilih Demokrat akan lari jika SBY memilih Hidayat. Pasalnya, dalam pandangan mereka, Hidayat adalah figur yang berasal dari parpol yang dipandang memiliki aliran konservatif Muslim.

“Hidayat akan jadi bumerang, akan mengurangi basis massa SBY. Pemilih non-Muslim akan keluar, termasuk pemilih Muslim sekuler,” katanya memperhitungkan.

Tetapi, Burhanudin pun tak menutup mata atas sisi keunggulan Hidayat. Anggota Majelis Syura PKS ini lebih dikenal publik. Kecuali itu, dia memiliki jejak rekam yang bersih, utamanya soal korupsi.

Keunggulan lainnya? Sementara ada kemungkinan pemilih non-Muslim ataupun Muslim sekuler Demokrat lari, hal tersebut masih bisa menutup dari pemilih PKS yang cenderung fanatik. Lihatlah hasil exit poll LP3ES, SBY-HNW akan dipilih oleh 39,4% pemilih Demokrat dan 51,5% pemilih PKS. [I4]

http://inilah.com/berita/politik/2009/04/23/101274/menghitung-peluang-sby-hnw/

Baca Selanjutnya......

PKS: Selamatkan Suara Umat



Di saat saksi parpol lain bertumbangan, saksi-saksi PKS justru tetap bertahan meski ada yang usai menjelang subuh.




PK-Sejahtera Online: Stempel “hebat” untuk para saksi PKS bukan saja claim internal PKS saja. Hampir seluruh parpol mengangguk sebagai tanda setuju dengan kegigihan, keakuratan dan keberanian para saksi yang disebut tim delapan ini.


Di saat saksi parpol lain bertumbangan sebelum mendapat formulir C dan C1 di masing-masing TPS, saksi-saksi PKS justru tetap bertahan meski ada yang usai menjelang subuh. Dengan bekal form C tersebut, para saksi PKS yang diamanahkan di tingkat yang lebih tinggi (PPK dan saksi penghitungan di KPU Batam) berkali-kali menggagalkan upaya penggelembungan suara yang dilakukan oleh beberapa oknum.


Mereka (para saksi PKS) memang terkesan ngeyel. Namun ngeyelnya menggunakan data yang valid, sehingga KPPS, PPK dan KPU serta para saksi parpol lain yang hanya ingin proses penghitungan segera berakhir kadang merasa jengkel.


Namun kedongkolan saksi “rival” politik tidak berdasar karena data yang dibawa berdasarkan claim dari parpol maupun calegnya masing-masing. Bahkan saksi-saksi partai lain ada yang hanya menggunakan catatan di kertas bungkus rokok sebagai data untuk berargumentasi.


Tahu hanya saksi PKS yang datanya paling valid, imbasnya adalah banyak parpol dan caleg yang datang ke Sekretariat PKS Batam yang beralamat di Ruko Taman Niaga Sukajadi ini. Hampir setiap hari caleg maupun parpol datang ingin mendapatkan data perolehan suara partai dan calegnya masing-masing.


Menurut mereka data PKS lebih valid daripada data di PPK, karena saksi PKS orangnya jujur-jujur. Sedang di PPK tidak jarang ditemukan penggelembungan suara secara sistematis, ungkap salah seorang caleg salah satu partai yang mampir ke Sekretariat PKS.


Meski demikian, utusan parpol atau para caleg terpaksa gigit jari karena musyawarah di internal PKS Batam, data perolehan suara hanya boleh diakses oleh pihak tertentu. Menurut Ketua Bapilu PKS Batam, Prijanto disebabkan agar “para pemain” tidak mengacak-acak suara rakyat
Khusus di Batam, potensi terjadinya penggelembungan suara sangat mungkin, karena hampir diseluruh PPK terjadi kemoloran pleno. Itulah sebabnya kenapa sampai saat ini, PKS Batam belum mengirimkan laporan penghitungan suara ke DPP” terang Prijanto.


Intinya, PKS Batam akan menjaga benar suara rakyat. “Apabila ditemukan kecurangan, maka PKS siap beberkan ke publik. Apalagi PKS memiliki data yang akurat”, tutupnya (isy)


Pengirim: Ningsih Update: 22/04/2009 Oleh: Ningsih

Baca Selanjutnya......

Peghitungan Suara di Provinsi DIY Selesai



Alhamdulillaah...kamis dini hari, 00.30 WIB, penghitungan suara pemilu di DIY rampung sudah, sehingga jelas bagi semua pihak peta politik baru di Yogyakarta...

Terjadi perubahan Peta Politik yg cukup signifikan di DIY, sebagai gambaran, kelak DPRD DIY akan terisi Anggota Dewan dari PDIP 11 orang (sebelumnya 15), Demokrat 11 orang (sebelumnya 2), PAN 8 orang (sebelumnya 11), Golkar tetap 8, PKS menjadi 7 (sebelumnya 6), lalu partai-partai yang lain melengkapi jumlah 55 orang.

Baca Selanjutnya......

PKS Fokus pada Agenda Koalisi



JAKARTA—Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memilih tidak larut dalam pembicaraan posisi calon wakil presiden dan porsi menteri dalam pemerintahan mendatang.

PKS tetap fokus pada agenda dan program yang akan disepakati bersama Partai Demokrat (PD), walaupun Partai Golkar (PG) sudah memberikan sinyalemen terjadinya kegagalan negosiasi untuk melanjutkan koalisi dengan PD.



Ketua DPP PKS, Mahfudz Siddiq, mengatakan, prinsip komunikasi politik yang dilakukan PKS untuk membangun koalisi, tidak menempatkan persoalan pembagian kekuasaan sebagai prioritas utama.
“Karenanya dari dulu PKS selalu menyatakan tidak dalam posisi menawar-nawarkan capwapres,” kata Mahfudz dalam Dialog Kenegaraan bertema //Koalisi Pasca-Pemilu// di gedung DPD, Jakarta, Rabu (22/4).

Menurut Mahfudz, kesamaan agenda dan program politik calon peserta koalisi lebih penting dibandingkan persoalan bagi-bagi jabatan. Agenda tersebutlah yang nantinya dituangkan dalam Kontrak Politik Jilid II untuk pedoman koalisi parpol 2009-2014.

Dia mengatakan, kontrak politik dibutuhkan untuk mengikat koalisi mengingat pengalaman koalisi pemerintahan saat ini yang tidak terlalu berjalan sempurna. “Tidak adanya kontrak politik membuat koalisi pemerintahan terlalu cair dan tidak memiliki aturan yang jelas.”

Terkait terlepasnya ikatan koalisi PG dan PD, Mahfudz melanjutkan, PKS memandangnya sebagai faktor yang semakin menyehatkan iklim perpolitikan nasional. Mengandaikan sudah ada dua blok kekuatan politik yang dimotori SBY dan Megawati Soekarnoputri, lanjut Mahfudz, PG kini dalam posisi potensial untuk membangun blok baru.“Artinya bisa saja muncul tiga poros politik sehingga suasana akan lebih dinamis,” imbuh Mahfudz.

Ihwal koalisi PD dan PKS, Mahfudz menjelaskan, sejauh ini komunikasi kedua partai terus berjalan dan belum ada hal-hal yang menjadi ganjalan untuk berkoalisi. PKS pun berharap sudah ada kesepakatan-kesepakatan lebih maju dengan PD sebelum Majelis Syuro PKS bersidang pada tanggal 25 April sampai 26 April 2009.“Kalau sudah ada kesepakatan sebelum tanggal 25 April, finalisasi koalisi dengan Demokrat bisa lebih mulus,” tandas Mahfudz. ade/kpo

Baca Selanjutnya......

PKS Sarankan Yudhoyono Tidak Ambil Wakil dari Partai



JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, partainya telah menyarankan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar tidak memilih calon wakil presiden dari kalangan tokoh partai untuk mendampingnya pada Pilpres 2009.




"PKS sudah menyampaikan ide itu kepada SBY dan sangat dipertimbangkan oleh SBY," kata Mahfudz Siddiq kepada pers di sela Rapat Paripurna DPR, di Jakarta, Selasa.

Menurut Mahfudz, wakil presiden dan para menteri yang menjadi anggota kabinet mendatang tidak boleh lagi merangkap jabatan di partai politik agar mereka terlepas dari berbagai konflik kepentingan.

Dia mengatakan, para kandidat yang bakal mendampingi SBY haruslah figur yang bersih dari kepentingan partai atau bahkan jika memungkinkan diambil dari orang non partai.

Menurut dia, PKS tidak dalam kapasitas menyodorkan nama kepada SBY. PKS akan tetap konsisten hanya memberikan ide atau pemikirannya kepada Partai Demokrat demi terciptanya koalisi yang kuat dan stabil pada masa-masa mendatang.

"Soal siapa orangnya, itu urusan SBY. Hhanya SBY dan Tuhan yang tahu. PKS tidak dalam posisi menyodor-nyodorkan nama. PKS konsisten dalam kapasitas menyampaikan ide saja," ungkapnya.

Mengenai kemungkinan masih adanya ketua umum partai politik yang tetap menginginkan masuk dalam pemerintahan mendatang, Mahfudz berpendapat, mereka itu sebaiknya mundur dari posisinya di partai.

"Yang penting jangan dari ketua umum partai. Kalau mau, mereka harus mundur dari jabatan ketua umum partai," ujarnya.ant/taq

Baca Selanjutnya......

PKS Bantul menuai Padi Emas



Hari Senin malam, 20 April 2009 kemarin, KPU Kabupaten Bantul telah menyelesaikan rekapitulasi penghitungan suara se Kabupaten Bantul, dengan hasil yang cukup baik bagi PKS khususnya, walau hal ini tidak akan bisa melupakan berbagai kekurangan yang ada.


Alhamdulillaah, PKS bantul mendapat kenaikan suara yang cukup signifikan bila dilihat dari tahun 2004 yang lalu, perolehan suara PKS naik hampir 2 kali lipat dari sebelumnya, walau belum mencapai target yang dicanangkan oleh pengurus DPW PKS DIY. Perolehan suara tersebut berhasil mengantarkan 5 caleg untuk duduk di kursi DPRD Kab Bantul...lho kok cuma 5 kursi ? khan selama ini juga sudah 5 kursi ? memang selama ini sudah 5 kursi yang dimiliki oleh PKS di DPRD Bantul, namun harga kursi tersebut sangat kecil, rata-rata hanya bernilai 0,5 kursi, nah tahun 2009 ini, harga kursi kita naik menjadi 1 kursi penuh setiap daerah pemilihannya.
sementara untuk kursi DPRD provinsi DIY, PKS bantul berhasil mencapai perolehan 2 kursi, naik 100% dari th 2004 yg hanya bisa mengirim 1 kursi saja.
semoga PKS bantul bisa menjaga amanah tersebut... amiin.

Baca Selanjutnya......

Caleg PKS Bantul sakit jiwa?




Kemarin sore, Kamis 16 April 2009, tepat seminggu setelah pemilu, saya dikejutkan dengan khabar bahwa seorang caleg DPRD Bantul dari PKS harus menjalani pengawasan intensif dokter spesialis jiwa, apalagi ditambah berita bahwa caleg yang bersangkutan sempat menjual mobil segala saat musim kampanye kemarin dan diperkirakan suaranya walau cukup signifikan namun masih kalah banyak dibanding caleg yang lain.

Karuan saja, berita itu membuat saya kaget sekali, kok ada kader PKS yang stress gara2 gagal mendapat kursi dewan? saya setengah tak percaya, terlebih lagi saat disebutkan nama caleg yang bersangkutan, caleg yang saya kenal dengan baik sangat cuek pada jabatan dan lebih menyukai dunia wirausaha.
Ini tidak mungkin pikir saya.
Ketika saya masih terkaget-kaget itu, tiba-tiba rekan saya yang mengabari hal tersebut tertawa terpingkal-pingkal, saya mulai curiga atas kebenaran berita tersebut.
Sejenak baru diberitahu bahwa pak Surono, caleg yang diberitakan tersebut memang dalam pengawasan intensif dokter spesialis kejiwaan karena istri beliau, dr Pipit, baru saja meraih gelar dokter spesialis kejiwaan beberapa waktu sebelumnya...

....Alhamdulillaah....Barakallaah buat bu Pipit, semoga ilmunya manfaat bagi ummat, terutama juga bagi pengawasan pak Surono...he he he


Baca Selanjutnya......

155 Alamat DPT Sama; Yang Masuk Tak Dikenal, Yang Dikenal Tak MasukBagikan



Tulisan kawan saya : Erwan Widyarto, seorang pelukis yang nyambi jadi wartawan Radar Jogja di Facebook-nya
07 April 2009 jam 0:04
Sebagai warga masyarakat yang baik (ehm….) Minggu (5/4) kemarin saya ikut kerja bakti menyiapkan tempat pemungutan suara (TPS). Kebetulan, lokasi TPS ini berada di pendopo yang berada di depan rumah saya. Dipandegani Ketua KPPS TPS 11 Perumahan Gumuk Indah Arief Tugiman SPd, para anggota KPPS ( Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) mendirikan tenda, menata kursi, mengeset alur pemilih dan seterusnya. Semuanya mengalir. Berbagai keterbatasan, coba diatasi oleh inisiatif para anggota KPPS.




Saya bukan anggota KPPS. Jadi, ya sekadar bantu-bantu saja. Tapi, naluri wartawan saya muncul begitu melihat ‘’seonggok’’ kertas putih yang dipegang ketua KPPS. Itulah ‘’daftar suci’’ yang menjadi sorotan publik –termasuk partai politik—dan bisa membuat geger pemilu, namanya Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Keingintahuan saya berkobar. Apalagi, mendengar dan juga sudah ditulis di sebuah koran lokal, adanya DPT bermasalah di wilayah ini. Hanya saja, koran tersebut (dan ini penyakit wartawan) hanya menyajikan omongan orang tanpa berusaha mencari bukti empirisnya.
Jebakan verbalisme, itu istilah yang selalu saya ungkapkan kepada para reporter agar dihindari. Seorang jurnalis harus berusaha mencari bukti nyata suatu fakta (fact finding). Tidak boleh hanya percaya begitu saja omongan orang. ‘’Kata dia, atau katanya….’’ Sebab, boleh jadi, orang tersebut juga hanya bicara tanpa bukti. Dan kalau itu yang terjadi, apa yang ditulis media hanyalah gosip semata Bukan fakta empiris. Bahkan, bisa jadi, untuk urusan politik, apa yang ditulis wartawan menjurus pada fitnah atau penyebaran isu yang mengarah pada pembunuhan karakter terhadap lawan politik.
Soal DPT bermasalah ini, reporter Radar Jogja sebenarnya juga pernah menuliskan laporannya. Tapi, ya itu tadi, tak ada bukti empirik. Seperti pada koran lokal tadi, tak disertai nama-nama atau alamat yang disebut bermasalah. Karenanya, berita reporter tersebut tak bisa keluar di Radar Jogja. Kebijakan koran ini untuk tidak menyebarkan berita tanpa fakta.
Nah, bukti kongkret itulah yang kemudian ada di depan mata saya saat kerja bakti kemarin. Maka tak boleh disia-siakan. Saya ambil kamera, ambil kertas dan alat tulis lalu ‘’seonggok’’ kertas yang dibawa ketua KPPS itu pun berpindah ke tangan saya. Tak perlu saya tanya sana-sini atau meminta penjelasan verbal apa saja yang bermasalah, data tersebut langsung ‘’bicara.’’
Benar saja. Data ini bisa menunjukkan betapa Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2009 memang amburadul. Ini hanya data pada satu tempat pemungutan suara (TPS). Yakni TPS 11 Perumahan Gumuk Indah, Sidoarum, Godean. Di depan rumah saya.
Tercatat ada 311 pemilih. Tapi, alamak, ada sebanyak 155 pemilih dengan alamat sama: yakni Gumuk Indah B-19. Nama-nama pemilih dan nomor induk kependudukan (NIK) memang beda. Dan saya pun berpikir,wah ini hanya salah entry atau salah ketik. Atau malas mengubah alamat saja. Ternyata tidak hanya itu, nama-nama di alamat sama itu banyak yang tidak dikenal di perumahan tempat saya tinggal.
Ada beberapa yang ‘’salah ketik’’ alias ngawur sehingga alamatnya ‘’berubah’’ menjadi Gumuk Indah B-19. Misalnya saja, Prof Dr Anik Gufron. Wakil Rektor di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini mestinya beralamat di Gumuk Indah B-03. Ada pula yang namanya Sukar Petir. Seumur-umur (maksud saya, seumur saya tinggal di Gumuk Indah sejak 1997), belum pernah ada nama atau mendengar nama itu.
Dari 155 alamat sama tadi, panitia menyebut ada 88 nama tak dikenal. Artinya, mereka bukan penghuni Gumuk Indah yang terdiri dari RT 08 sampai RT 11. Beberapa nama, meski tak tinggal di perumahan, dikenali panitia. Mereka adalah warga kampung yang berdekatan dengan perumahan. Untuk kasus ini, undangan memilih tetap diberikan. Jadi, 88 nama itulah yang dipastikan golput.
Tak hanya itu, ruwetnya DPT juga bisa dilihat dari tanggal lahir. Di daftar resmi itu, banyak pemilih yang nama kota kelahirannya tidak ditulis. Misalnya ada nama Agus Taruki lahir 20-08-1979. Atau Drs Dicky Wardono, 17-12-1968. Padahal, mestinya, tanggal lahir selalu diikuti dengan kota kelahiran. Misalnya, Marni, Magelang, 31-12-1976. Nama terakhir ini, meski ada kota kelahirannya, juga menyisakan masalah. Dia adalah nama pembantu rumat tangga (PRT) saya yang sudah menikah di Magelang dan tak lagi bersama keluarga saya sejak lima tahun lalu. Dan, data ini sudah saya update ketika rame-rame memperbarui Kartu Keluarga yang katanya dipakai untuk Sistem Administrasi Kependudukan yang baru. Yang keperluannya salah satunya untuk pemilu ini. Tapi….
Aha, ada yang bikin tersenyum pula jika mengamati DPT ajaib ini. Ada nama Rosa Lucia Aryeswati P yang mestinya belum lahir karena tanggal kelahirannya tertulis 14-04-4973. Rosa akan lahir 2965 tahun lagi sebagaimana di kolom umur dalam DPT yang menyebut -2965 (minus 2965).
Kalau Anda tersenyum, ada kawan yang ikut kerja bakti harus menggerutu. Ia yang jelas-jelas warga Gumuk Indah (termasuk yang pertama menempati perumahan di bekas tempat perkemahan ini) bersama sang isteri, tidak ada di dalam DPT. Pegawai apotek Kimia Farma ini pun tak bisa menyalurkan suaranya saat Pemilu Legislatif 9 April nanti.
Dan, inilah, yang membuat kawan saya menyebut DPT sebagai Daftare Pating Tlusur ora karuhan. Sambil menerawang, menggumam, kawan saya itu berkata, ‘’Semoga ini hanya terjadi di Gumuk Indah saja. Yang masuk tak dikenal, saya yang dikenal tidak masuk.’’
Ya. Semoga. Sebab, kalau tidak, bisa dibayangkan jika satu TPS ada 88 nama tak dikenal, akan ada berapa ribu, berapa puluh ribu, berapa ratus ribu atau berapa juta jika dikalikan ribuan TPS di negeri ini. Uhh! (wanradja@yahoo.com)



Baca Selanjutnya......

Tifatul: Pemilu 2009 Paling Buruk



JAKARTA—Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memang tidak hadir dalam pertemuan sejumlah tokoh dan partai politik di rumah Megawati Soekarnoputri. Namun pandangan PKS terhadap penyelenggaraan Pemilu 2009 ternyata senada dengan pandangan para tokoh dan parpol yang berkumpul di Jalan Teuku Umar tersebut.



“Parah sekali, saya sepakat jika pemilu kali ini dikatakan paling buruk sepanjang sejarah republik,” ujar Presiden PKS, Tifatul Sembiring, kepada Republika, Selasa (14/4).

Dia menjelaskan, indikasi paling nyata keburukan Pemilu 2009 adalah carut-marutnya masalah penyusunan Daftar Pemilih Tetap (DPT). Ketidakberesan KPU dalam menyusun DPT mengakibatkan tingginya angka golongan putih atau warga negara yang tidak menyalurkan hak pilihnya.“Mereka bukan sengaja tidak memilih, tapi karena tidak bisa memilih karena tidak terdata dalam DPT.”

Padahal, Tifatul melanjutkan, PKS sudah jauh-jauh hari mengingatkan KPU untuk benar-benar fokus dalam hal penyusunan DPT. “Sudah kita ingatkan sejak masih DPS (Daftar Pemilih Sementara, red), tapi nampaknya tidak ditanggapi dengan baik.”

Kecuali DPT, sosialisasi KPU kepada para penyelenggara pemilihan di tingkat bawah juga terbilang gagal. Buktinya, kata Tifatul, banyak panitia pemilihan di TPS yang tidak mengisi formulir-formulir yang disediakan dan langsung memasukkannya ke dalam kotak suara.“Ini jelas mempengaruhi perolehan suara partai. Besar atau tidak, menentukan hasil atau tidak, memang perkara lain, tapi harusnya bisa lebih baik,” papar Tifatul.

Namun demikian, Tifatul melanjutkan, PKS belum berpikir untuk mengambil langkah hukum terhadap kesemerawutan DPT dan lebih berharap KPU bisa meningkatkan kinerjanya.“PKS ingin ke depan lebih baik, bukan saja demi pilpres besok, tapi untuk pilkada dan pemilu-pemilu selanjutnya,” tandas Tifatul. ade/kpo

Baca Selanjutnya......

PKS BANTUL KEHILANGAN 10.000 SUARA TIDAK MASUK DPT



Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Bantul mengaku kehilangan 10.000 lebih suara konstituennya pada pemilu legislatif 9 April lalu.



Hal itu terjadi karena mereka dipaksa tidak memilih akibat tidak masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT).
"Sebanyak 10.000 lebih konstituen kami tidak dapat menggunakan hak pilih akibat tidak masuk dalam DPT. Padahal dalam DPS mereka masuk, tapi kemudian menghilang pada DPT. Angka itu setara dengan nilai satu kursi di DPRD Bantul," kata Ketua DPD PKS Kabupaten Bantul Arif Haryanto di kantornya, Senin (13/4).
Menurut Arif, temuan PKS adanya konstituen yang tidak masuk dalam DPT telah dilaporkan kepada KPUD Bantul. Namun demikian tidak mendapat respon yang baik hingga saat pemilu legislatif berlangsung warga yang tidak masuk dalam DPT tidak dapat menggunakan hak pilihnya.
Arif menjelaskan, selain soal DPT, pihaknya juga menyayangkan sikap tidak profesional yang ditunjukan beberapa PPS, misalnya soal lembar C1. Banyak saksi tidak mendapatkan C1 karena alasan petugas PPS capai atau sudah larut malam. Bahkan ada PPS yang tidak mau memberikan salinan C1 dengan alasan bukan hak saksi menerimanya.
Agus Effendi, Ketua Bidang Hubungan Media menambakan, hal serupa terjadi di PPK Kasihan. Di sana ada kejanggalan hasil C1 antara saksi dan PPK. Awalnya PPK enggan membuka kotak untuk menyocokkan data dengan C2. Setelah PPK mau membuka ternyata ada C1 yang hilang dari kotak suara.
"Ternyata lembar C1 sudah ditemukan tertempel di depan beberapa saat kemudian. Saya kira ada beberapa pihak yang bermain. Tapi saya tidak bisa memastikan siapa atau pihak mana yang bermain," katanya.
Agus Sumartono, Ketua Biang Kewilayahan menambahkan, hasil pemilu legislatif 2009 dinilai cacat karena tidak adanya transparansi. Pihaknya juga menyayangkan adanya anggota Panwascam yang ikut telibat dalam proses rekapitulasi hasil suara. Seharusnya anggota Panwascam hanya mengawasi karena rekap data bukan tanggung jaawab mereka.
"Itu di luar tugasnya. Seharusnya mereka hanya mengawasi. Parahnya lagi, selain membantu merekap, ternyata mereka juga salah memasukkan data dari hanya satu misalnya menjadi 61. Itu kan enggak benar," jelasnya.
Ketua Panwaslu Bantul Tentrem Widodo membenarkan adanya anggota Panwascam yeng membantu dalam proses rekap suara. Namun Tentrem mengatakan hal itu semata-mata dilakukan karena toleransi. Di samping itu, anggota Panwascam sama sekali tidak mempengaruhi hasil rekap suara yang ada.
"Memang di beberapa daerah ada anggota Panwascam yang membantu PPK. Itu karena mereka kasihan saja, PPK-nya kecapaian. Jadi mereka berinisiatif membantu. Itu pun tidak merubah apa-apa. Toh hal itu dilakukan kalau PPK-nya open, kalau tidak berkenan ya tidak," katanya.
Tentrem menjelaskan, anggota Panwascam memang diperbolehkan membantu PPK dengan catatan tidak merubah data apa pun yang dihasilkan. (c6)

Bernas, Bantul, Selasa, 14 Apr 2009 11:47:28

Baca Selanjutnya......

Cerita (dan derita) caleg gagal 2



Jual Sawah dan Mobil,Gagal Raih Kursi DPRD

Hasil sementara Pemilu Legislatif yang digelar pekan menyesakkan dada beberapa calon incumbentDPRD DIY yang tersingkir.Dukungan suara yang diharapkan datang,ternyata tak sesuai harapan. Bagaimana kisah sedih mereka?



Koran SINDO Tuesday, 14 April 2009
TIKET menjadi wakil rakyat ternyata sangat mahal.Tak sedikit calon legislatif (caleg) yang merasa dibohongi pemilih.Meskipun jumlah penghitungan secara resmi belum diketahui secara pasti,namun para caleg incumbent yang sudah bekerja dan berjuang keras untuk mendapatkan dukungan rakyat mengaku telah bisa memprediksi kekalahan yang bakal mereka terima.

Mereka mengaku hanya bisa pasrah dengan hasil yang dicapai, meski tak sesuai dengan harapan. Seperti yang cerita ‘sedih’ caleg incumbentDPRD DIY dari PDIP TernalemPA yangjadisalahsatukorban Pemilu 2009. Dia mengaku tidak beruntung meski telah bekerjakeras membina sejumlah desa di Gunungkidul.

“ Saya terus terang masih puyeng. Tetapi saya masih bisa tersenyum. Desa binaan saya habis hanya karena uang Rp50.000-an,”akunya. Anggota legislatif DPRD DIY ini kemudian mencoba menceritakan suka dukanya untuk mendapatkan dukungan dan amanat rakyat.

Usai menjalankan aktivitas sebagai anggota Dewan dirinya mengaku tidak langsung pulang. Akan tetapi terus menyatu dengan warga Gunungkidul di hampir separuh kecamatan di Gunungkidul.

“Saya itu sampai rumah sudah malam. Rata-rata di atas jam sebelas,” tuturnya. Namun,usah keras yang dilakukannya justru berbuah sebaliknya. Pilihan rakyat masih belum tertuju kepadanya.

“Wah ternyata pilihan rakyat adalah uang,” gerutu pria yang lahir di tanah Batak ini. Dia mencoba mendekati para kader militan PDIP yang menjadi kendaraan politiknya.Namun yang membuat dirinya sangat kecewa adalah tiga TPS yang sudah lama dibinanya, ternyata hanya menelurkan tiga suara untuknya. Belum lagi para kader tim suksesnya yang justru malah tidak memilihnya.

“Ya… Mobil saya sudah bablas, tanah juga sudah saya jual.Dulu tidak punya mobil sekarang juga tidak punya mobil,”ceritanya sambil mencoba tetap tersenyum. Hal yang sama juga dialami oleh Basuki Rahmad.Kader Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga masih duduk di DPRD DIY ini mengaku harus mengeluarkan uang Rp4 juta hanya untuk mendapatkan 49 suara.

Dana sebesar itu digunakan untuk membantu pengadaan alat musik rebana salah satu dusun di Sleman. Sambil memeragakan rebana bantuan senilai Rp4 juta itu, dia menyayikan 49 suara yang diperolehnya.“ Breng,breng,brengempat juta…breng-breng, breng 49 suara,” tirunya sambil tertawa-tawa.

Sungguh kisah-kisah lucu itu keluar dengan alaminya dari mulut para calon anggota legislatif di Yogyakarta. Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) TakdirAli Mukti yang memilih tak mencalonkan diri lagi sebagai wakil rakyat berpendapat,munculnya fenomena money politicsdalam pemilu saat ini yang terjadi secara massive membuktikan jika rakyat masih mempunyai bakat menjadi koruptor.

Takdir yang saat ini masih aktif di Komisi A DPRD DIY ini mencontohkan seorang caleg kabupaten harus mengeluarkan uang Rp600 juta untuk transaksi suara ini. Setelah penghitungan suara, baru terungkap minimnya suara yang diharapkan.Hal ini membuat banyak caleg yang sangat shock melihat perolehan suara yang jeblok. “Rata-rata mereka mengaku ditipu oleh rakyatnya,” paparnya.

Hal ini menjadi berbalik dari kondisi sebelumnya dimana yang terdengar adalah legislatif yang menipu rakyatnya.“Ini juga membuktikan masyarakat kita sudah tidak lagi mempunyai ideologi dalam pilihan partainya. Masyarakat sudah benar-benar fullpragmatis,” tegasnya. (suharjono/bersambung)


Baca Selanjutnya......

Mengapa Orang Korup?



Mengapa orang Islam masih korupsi? Sementara agamanya melarang? Ini berasal dari pertanyaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memberi sambutan pada suatu acara keagamaan. Presiden tidak menyebut penganut agama lain, mungkin karena penganut Islam mayoritas sehingga ketika mereka korup dampaknya amat luas.




Perbuatan tercela itu tergolong tindak pidana yang dilarang hukum positif kita, sementara hukum syariah melarangnya pula karena ia termasuk perbuatan munkar, yaitu berbuatan terlarang dengan sanksi dosa. Berbagai jawaban atas pertanyaan itu dapat dikemukakan tergantung pada pendekatan yang digunakan.

Mengapa Korup?

Manusia, adalah makhluk paling baik bentuknya (QS 95:4) dan Sang Pencipta melengkapinya dengan pelbagai dorongan (keinginan) untuk mendukung kehidupannya. Salah satu dorongan yang relevan dengan tulisan ini adalah dorongan/keinginan memiliki dan lebih khusus lagi dorongan memiliki harta (QS 3:14). Dengan memiliki harta orang selain dapat memenuhi kebutuhan fisik diri dan keluarganya, juga dapat melaksanakan berbagai ibadah yang berkaitan dengan harta (ibadah maliyah) seperti infak, zakat, naik haji dan sebagainya.

Orang tergoda melakukan korupsi guna memenuhi dorongan untuk memiliki harta sebanyak mungkin, suatu dorongan yang sulit terpuaskan karena “manusia bila memiliki satu lembah emas ia ingin lembah kedua”.

Di sisi lain, lingkungan yang semakin materialistik-hedonis dan iman yang melemah, mendorong pula orang menempuh jalan pintas. Dari sudut pandang Islam, dorongan yang keliru itu dapat dicegah antara lain melalui peningkatan mutu salat dan penguatan iman.

Pencegahan Melalui Salat

”Dan tegakkanlah salat karena salat itu mencegah perbuatan keji (zinc) dan munkar” (QS 29:10). Dalam kategori munkar itu termasuklah perbuatan korupsi. Salat akan menghentikan perbuatan korupsi. Bahwa masih terjadi gap seperti dikemukakan di atas, kita seharusnya tidak mempersoalkan kebenaran firman Tuhan tetapi mempertanyakan kualitas salat, apa ia termasuk kategori rusak.

Dalam sebuah hadis disebutkan “Barang siapa yang salatnya tidak mencegahnya berbuat keji dan munkar, maka Tuhan akan jauh darinya”. Dalam kondisi seperti itu, “Salatnya: rusak” dan `tidak disebut salat lagi”, jelas Nabi. Sungguh merugilah orang itu karena ditegaskan Nabi lagi “Yang pertama kali dihisab dari seorang hamba Allah di akhirat adalah salat. Bila salatnya baik, baiklah pula semua amalannya, dan bila salatnya rusak, rusak pula segala amalannya”.

Tidakkah itu kerugian besar karena tak ada lagi “catatan positif” yang dibuat malaikat untuknya dalam menghadapi peradilan Tuhan. Di sisi lain, tidak ada lagi kesempatan memperbaiki salat yang rusak itu. Rugi kan? Maka mumpung masih hidup lakukanlah introspeksi agar tidak lagi terdapat salat yang rusak itu dengan lebih dulu melakukan tobat dalam arti sebenarnya, menyesali perbuatan yang salah itu dan berjanji dengan Tuhan untuk tidak mengulanginya lagi selama-lamanyanya.

Cegah dengan Penguatan Iman

Setidaknya terdapat dua aspek iman yang perlu diperhatikan dengan sungguh, sunguh. Pertama, rasa malu. Nabi menegaskan “malu itu bagian dari iman”. Seorang pensyarah hadits mengatakan, kelakuan orang yang kehilangan rasa malu ibarat kelakuan hewan memakan milik siapa saja. Berapa banyak penyelenggara negara yang hidup hanya dari gaji tetapi memiliki kekayaan yang jauh melebihi penghasilannya yang sah, sementara ia tidak merasa malu. Anehnya masyarakat tidak mempersoalkan perangai pelaku white collar crime itu. “Bila kamu tidak punya malu lagi buatlah apa saja yang kamu mau” demikian Nabi menyatakan ketidaksukaannya. Kedua, aspek penguatan iman terkait dengan hari akhirat. Agar terhindar dari neraka, selama di dunia orang harus melakukan perbuatan baik dan menghindari perbuatan munkar. Dalam keseharian kita menyebut amar maruf nahi munkar.

Melakukan perbuatan korupsi dan perbuatan munkar lainya mengindikasikan orang tidak beriman pada hari akhirat sebab beriman pada sesuatu tidak hanya dibenarkan oleh hati dan diikrarkan oleh lidah, tetapi lebih-lebih disertai perbuatan baik. Melakukan korupsi dan perbuatan terlarang lainnya pada hakikatya mengingkari hari berhisab itu. Perlu kiranya dicatat bahwa dalam waktu cukup lama setelah diangkat menjadi Rasul, dakwah Nabi Muhammad SAW hanyalah dua -iman pada Allah dan iman pada hari akhirat.

Penegakan Hukum

Sekiranya salat dan iman seseorang tak mangkus (efektif), mencegahnya melakukan perbuatan korupsi maka diperlukan intervensi negara melalui penegakan hukum. Artinya, yang bersangkutan dihadapkan ke depan pengadilan seperd difahami dari Hadis Nabi. “Siapa di antara kamu melihat kemungkaran, maka hendaklah ia ubah (hentikan) dengan tangannya, bila tak mampu maka dengan lidahnya, dan bila tak mampu juga), maka dengan hatinya, itu iman paling lemah.

Kata tangan dalam hadis ini bukan dalam arti denotasi atau hakiki (arti sebenarnya), jadi bukan secara fisik, tetapi dalam arti konotasi atau majazi (arti kiasan). Di sini maksudnya kekuasaan. Ketika digunakan arti hakiki, maka seseorang menjadi hakim sendiri dan ini bisa menimbulkan anarkisme.

Dalam sistem ketatanegaraan kita kekuasaan itu-dijalankan pemerintah dan dalam hal ini oleh kekuasaan kehakiman. Artinya sang koruptor harus diadili, sebagaimana dikehendaki Nabi. Beliau menyebutkan, umat terdahulu itu binasa karena bila yang mencuri orang tak berpangkat hukum diabaikan dan bila yang mencuri orang berpangkat hukum ditegakkan. “Demi Allah sekiranya Fatimah binti Muhammad mencuri akan aku potong tangannya”, ungkap Nabi SAW.

Jadi yang dituntut itu penegakan hukum yang berkeadilan, tidak tebang pilih, tidak pandang bulu. Sementara sang koruptor hendaknya menyadari bahwa hukum di dunia tidak membebaskannya dari hukum di akhirat. Oleh karena itu orang yang belum terkontaminasi oleh korupsi harus berpikir seribu kali sebelum melakukan perbuatan tercela dan terkutuk itu agar marwah tetap terjaga.

Oleh Yusuf Rahman
H Yusuf Rahman MA,
mantan Rektor IAIN Suska Pekanbaru, Riau.

Sumber: Riau Pos, Jum`at, 27 Maret 2009


Baca Selanjutnya......

Cerita (dan DERITA) para Caleg saat Pemilu



Dibawah ini saya petikkan dari suratkabar Radar Jogja, cerita-cerita (dan derita) para caleg saat kampanye Pemilu 2009 kemarin, sebagai pembelajaran bagi para caleg di tahun 2014 nanti agar tidak terperosok pada lubang yang sama.


[ Senin, 13 April 2009 ]
Para Caleg Bercerita tentang Perilaku Pemilih saat Pemilu
Sudah Banyak Dibantu, Malah Contreng Yang Lain

Sebelum pemilu, masyarakat gamang menjatuhkan pilihan karena jumlah caleg dan parpol peserta pemilu begitu banyak. Kini setelah pemilu usai, gantian caleg yang bingung. Kalkulasi perhitungan suara yang mereka perkirakan meleset. Gara-garanya cukup sederhana. Jumlah dukungan suara mereka jauh dari harapan alias jeblok.

KUSNO S UTOMO, Jogja

------------------------------------------------

''RAKYAT sekarang makin pandai. Termasuk lebih piawai ngapusi caleg,'' gerutu Daryanto Wibowo, caleg asal Partai Demokrat, belum lama ini.

Pria yang maju menjadi calon legislator DPRD DIJ dari daerah pemilihan Sleman itu menilai, masyarakat pemilih sekarang tidak gampang dipercaya. Meski sudah beberapa kali dibina, nyatanya suara yang dicontreng jauh dari potensi yang sebelumnya telah dihitung.

Pengalaman itu didasarkan beberapa pemantauan di sejumlah TPS. ''Tabungan saya terkuras untuk kampanye,'' cerita politikus yang berlatar belakang pengusaha ini.

Daryanto mengakui dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya, kualitas Pemilu 2009 terbilang paling buruk. Salah satu yang disorot Daryanto adalah maraknya politik uang. ''Semua sudah kasat mata. Jual beli suara sangat kentara. Siapa yang uangnya banyak, terbukti suaranya juga besar,'' keluhnya.

Terempas oleh politik uang juga dirasakan Ternalem. Anggota FPDIP DPRD DIJ yang kembali mengadu nasib menjadi wakil rakyat itu merasa dipecundangi politik uang yang marak menjelang pencoblosan. ''Perut saya rasanya mulas kalau mengingat kejadian itu,'' ujarnya saat curhat di depan Ketua DPW PAN DIJ Immawan Wahyudi dan Ketua DPD Partai Golkar DIJ Gandung Pardiman.

Ketiganya bertemu secara tak sengaja di lobi Gedung DPRD DIJ Sabtu (11/4) lalu. Ternalem pun lantas berbagi pengalaman. Ia bukan saja kebobolan suara di kandang binaanya. Tim sukses yang telah dibinanya selama berbulan-bulan ternyata lari mendukung caleg lain.

''Bagaimana mungkin, tim sukses saya di TPS di kampungnya malah mencontreng caleg lain. Kalau teringat itu mulas pula perut aku ini,'' tutur politikus asal Batak yang tinggal di Playen Gunungkidul ini.

Ternalem mencoba mengusut penyebab larinya para pendukungnya itu. Usut punya usut, beberapa jam menjelang pemungutan suara, ada ''serangan fajar''. Tim suksesnya termasuk yang kecipratan. Per orang mendapat Rp 50 ribu. ''Ya sudah, karena nggak punya duit, suara saya kalah dengan politik uang,'' katanya getir.

Padahal untuk menjadi caleg, Ternalem sudah menghabiskan dana tidak sedikit. Sebidang tanah dan mobil kijang super milknya telah amblas. Tak kurang, uang Rp 100 juta telah dikeluarkan selama kampanye. ''Dulu nggak punya mobil, sekarang nggak punya ya sudah biasa,'' kata wakil bendahara DPD PDIP DIJ itu mencoba menghibur diri.

Di tengah perbincangan berlangsung, seorang penjual minuman ringan melintas. Gandung kemudian memanggil dan membeli minuman yang dijual itu Rp 50 ribu. Setiap orang yang kebetulan lewat di lokasi diberi minuman yang dikemas dalam botol keci. ''Mari kita minum bareng agar perut kita nggak mual melihat hasil pemilu. Kalau mules ya mules bareng-bareng,'' kelakar Gandung.

Caleg asal PAN dari daerah pemilihan Kota Jogja Nazaruddin juga punya kisah lain. Anggota Dewan Provinsi yang dikenal vokal ini mengaku lemas melihat perolehan suara PAN di kota. ''Suara PAN rontok,'' ucapnya.

Melihat perolehan suara PAN, Nazar tak bisa berharap banyak. Ia psimistis partainya bisa meraih dua kursi. Sebab, PAN hanya punya peluang satu kursi. Saat ini suara yang dikumpulkan Nazar tertinggal dibandingkan koleganya Arif Noor Hartanto yang sekarang menjabat ketua Dewan Kota Jogja.

Awalnya Nazar berharap lumbung suaranya di Kauman dan Kotagede mampu mendongkrak perolehan suaranya. Tapi di dua lokasi itu, Nazar kalah dengan caleg lokal asal daerah itu. Selama ini, Nazar mengaku aktif terjun ke bawah. Ia juga membantu pengadaan seragam pengajian ibu-ibu di daerah tersebut. Sayang, upaya itu tak banyak menolong. Pemilih mencontreng caleg lain.

Kisah pahit soal melesetnya perhitungan jumlah pemilih dengan hasil pencontrengan juga dirasakan Basuki Rakhmat. Ketua Komisi B DPRD DIJ yang tinggal di Kalasan itu bercerita pernah membantu pengadaan alat musik rebana seharga Rp 4 juta. Harapannya, ia mendapatkan limpahan dukungan 400 orang. Alhasil saat pemungutan suara hanya ada 49 orang yang memilih namanya. ''Masih banyak cerita-cerita ganjil lainnya. Itu baru satu cerita,'' ujarnya sambil melepas senyum.

Fenomena politik uang yang terasa masif sudah dirasakan Wakil Ketua FPAN DPRD DIJ Takdir Ali Mukti. Gelagat itu membuktikan rakyat sebagai pemilih dalam pemilu mayoritas punya bakat menjadi koruptor.

Ia juga mendapatkan informasi, seorang caleg untuk DPRD kabupaten bisa menghabiskan anggaran Rp 600 juta sekadar untuk transaksi suara. ''Ini sudah edan-edanan,'' ungkap Takdir yang memilih tahun ini tidak maju menjadi caleg itu. ***

Baca Selanjutnya......

Siang Malam Kader PKS Siaga Kawal Suara



Wajah letih, badan berkeringat, pakain lusuh tak bisa dilepaskan dri penampilan para relawan.






PK-Sejahtera Online: Perhitungan suara hasil Pemilu Legislatif 9 April 2009 masih terus berjalan. Hal ini tentu saja banyak menyita waktu dan tenaga para pengurus partai politik. Demikian juga dengan para kader PKS Surabaya, mereka rela berkutat dengan angka siang dan malam untuk merekap hasil perhitungan suara dari tiap TPS di seluruh Surabaya.

Tujuanya tak lain adalah untuk memperoleh hasil data yang akurat yang akan dijadikan pedoman untuk dilakukan pencocokan dengan hasil perhitungan suara di tingkat PPK.

Wajah letih, badan berkeringat, pakain lusuh tak bisa dilepaskan dri penampilan para relawan. Namun keikhlasan sebagai bagian ladang amal dan perjuangan dakwah yang tetap membuat mereka bersemangat dan penuh keceriaan.

Di Jakarta Selatan para kader secara bergantian mengawal perhitungan suara di panitia penghitungan suara tingkat kecamatan. Mereka mengamati jalannya penghitungan suara mulai PPK dibuka pukul 09.00 sampai penghitungan di tutup pada jam 23.00. Setiap hari ada 6-10 kader yang berjaga secara bergantian.

Menurut Ketua DPD PKS Jakarta Selatan Drs. Khoiruddin M.Si., dirinya mengintruksikan struktur PKS hingga tingkat ranting untuk mengawal suara. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pengurangan suara PKS.

"Kita tidak ingin kejadian 2004 terulang lagi, dimana suara PKS banyak yang raib, akibat dicurangi,"cetusnya.


Baca Selanjutnya......

Caleg Mulai Stress



Beberapa hari pasca pemilu, mulai banyak caleg yang menunjukkan tanda-tanda kelainan dari hari sebelumnya.

Ada rekan saya yang sebelum pemilu, tanggal 5 April 2009 begitu yakin bahwa dia akan memenangkan persaingan di parpolnya, dia sangat optimis akan meraih 17.000 suara personal yang akan memilih dia, dengan berbagai hitungan akurat yang dia paparkan, dan sangat yakin bahwa mesin partainya akan berjalan memperjuangkan dia....
setelah pemilu berlangsung...caleg tersebut hanya mendapatkan suara tidak kurang dari seribu saja....dia merasa tertipu dengan mesin politiknya, namun dia tidak stress dalam hal ini karena masih punya usaha yang sangat prospek, walau tidak jadi anggota dewan.
kisah teman saya yang lain, hari sabtu tgl 11 April 2009, ketika sudah memiliki gambaran bagaimana perolehan parpolnya, tampak berwajah kuyu dan pucat, ketika di tanya kenapa, dia mengaku perutnya mules sejak kemarin...terutama sejak melihat hasil pemilu yang jauh dari perkiraannya semula.
kisah lain lagi saya alamai hari ini, saat rekan saya satu Komisi, yang sudah mengaku membina masyarakat di Gunungkidul tampak asyik menghisap rokok dalam-dalam, padahal dia bukan orang yang biasa merokok, cara memegang rokoknya pun sangat kaku dan janggal, ketika saya tanya....dia memang kalah suara dalam pemilu ini, desa yang dia bina sejak lama hanya memberinya 15 suara saat pemilu....
nasib...oh nasib....

Baca Selanjutnya......

Komentar saya soal Money Politik



Ini Komentar saya di Koran radar Jogja tgl 12 April 2009




Baca Selanjutnya......

Money Politik



Dalam setiap pemilu, baik pemilu di desa (pilurdes), di kabupaten/kota (pilkada) di propinsi (pilkada), pemilu legislatif dan Pilpres selalu ada oknum-oknum yang melakukan money politik alias politik uang

Politik uang sebenarnya dilakukan oleh kandidat yang tidak pede alias berpenyakit jiwa, tidak percaya bahwa dirinya mampu menarik simpati pemilih dengan apa adanya. Dia merasa bahwa kalau dia memberi uang atau memberi oleh-oleh sesuatu barang, maka pemilih akan tertarik pada dia, atau justru kandidat yang tahu psikologi massa bahwa rakyat kita sebagian besar masih tidak menggunakan nalarnya dalam memilih, sebagian besar masih menggunakan budaya pekewuh atau segan ketika sudah menerima bantuan, hal inilah yang membuat politik di negeri ini tidak kunjung membaik, morat-marit sejak dulu.
Mungkin harus dikampanyekan bahwa : Caleg BUSUK adalah Caleg yang Bagi-bagi Uang
Caleg yang bagi-bagi uang adalah para CALON KORUPTOR bila dia duduk dikursi empuk jabatan.

Mari kita katakan tidak pada CALEG BUSUK yang bagi-bagi uang.
lho himbauan ini terlambat karena pemilu sudah usai ?
di satu sisi iya, memang terlambat, namun disisi lain, mengajak masyarakat, mengawasi dengan ketat, siapa-siapa Celg Busuk tersebut, agar kerjanya di lembaga legislatif benar-benar tidak korupsi karena beban hutang dan modal yang dikeluarkannya.

ARH

Baca Selanjutnya......

SMS pemilu



Saat pemilu kemaren, banyak SMS-SMS yang bersliweran, banyak yang aneh-aneh, lebih banyak lagi yang bersifat kampanye, hingga saat-saat pemilu berlansung.

Nah, ada beberapa SMS yang cukup mengharukan dikirim oleh banyak pihak antara lain yang berasal dari Irma (081513729xxx)tgl 9 April 2009, jam 09.14, berikut dialog antara Irma dan saya :

Irma : Rif..aku dipesenenin sama anakku 'bu, jangan lupa Pojok Kanan ataS ya, katanya... ;-D
ARH : Alhamdulillaah, itu artinya saran dari anak ibu yang sholihah..(padahal setahu saya anak perempuan ibu Irma ini masih SMP kelas 3 di Jakarta, alias belum punya hak pilih)
Irma : iya..katanya : milih aja Partai Kita Sekeluarga....
ARH : Alhamdulillaah, salam buat ananda.


dari Ustadz xxx (02749273xxx)tgl 9 april 2009 jam 08.43
Ustadz xxx : Alhamdulillaah, saya sekeluarga udah nyontreng pak Arif, Bu Nunung, Pak Cholid Mahmud, ttd ustadz xxx
ARH : Alhamdulillaah, semoga menjadi amal sholeh bagi ustadz sekeluarga, dan semoga kami bisa membawa amanah yg berat ini.

dari Fulan (0817274xxx), tgl 9 April 2009 jam 12.00
Fula : Bismillaah, semoga pilihanku bisa mengantar anggota DPR Provinsi yang amanah, amiin.
ARH : Alhamdulillaah amiin, semoga yang dipilih bisa membawa amanah tersebut.

dan masih banyak lagi yang tidak bisa ditulis di blog ini...
Semoga yg diberi amanah bisa membawa beban berat ini. Amiin.

Baca Selanjutnya......

Ternyata semuanya PKS



Beberapa hari yang lalu saya dapat SMS menarik, yang menyatakan bahwa ternyata Pak SBY, Megawati, dll semuanya PKS....

bagaimana bisa begitu ?

Begini bunyi smsnya ...
Aslm wr wb
Sobat tau gak, ternyata SBY itu PKS lho...Presiden Keren Sekali.
Megawati juga PKS, Putri Keturunan Soekarno..
Gus Dur juga PKS, Priyayi Kalangan Snatri..
Jusuf Kalla juga PKS, Putra Kelahiran Sulawesi...
Amien Rais juga PKS, Pria Kelahiran Solo...
dan yang lebih mengejutkan lagi...
Rasulullah saw juga PKS, yaitu Panutan Kita Semua...
Gimana...Kamu juga PKS khan ?

wah...
waktu sms ini saya bacakan di Fraksi PKS, temen2 pada tersenyum...
kader-kader PKS ternyata Kreatif sekali ya...Pemuda/i Kreatif Sekali....


Baca Selanjutnya......

Survey: Di DKI Jakarta, PKS Tak Terkalahkan!



Jakarta - Partai politik tetap menjadikan wilayah DKI Jakarta sebagai lahan untuk mendulang suara di Pemilu 2009. Gerindra dan Hanura diprediksi jadi dua parpol baru akan masuk dalam daftar lima besar. Namun, PKS tetap jadi partai yang tak terkalahkan.


Hasil survei cepat yang dilakukan The Jakarta Institute pada 5-6 April lalu menunjukkan hasil tersebut. Direktur Eksekutif The Jakarta Institute Ubaidillah mengungkapkan, berdasarkan survei terhadap 750 responden dengan tingkat toleransi kesalahan sebesar 2 persen didapatkan hasil: PKS diperkirakan meraih 23,8%.

Selanjutnya, Partai Demokrat denga 18,1%, Golkar 13,8%, dan PDIP 12,7%. Sedangkan Gerindra dan Hanura cukup mendapatkan apresiasi tinggi dari masyarakat Jakarta dengan raihan 10,1% dan 6,7%.

"Sisanya, parpol-parpol yang lain tidak akan mendapat suara lebih dari 5 persen," kata Ubaidillah.

Ia memaparkan, sumbangan suara PKS berasal dari loyalitas pemilih partai itu yang mencapai 73,6%. Seperti diketahui, pada Pemilu 2004, PKS menjadi pemenang di DKI. Selain itu, banyak pemilih pemula yang berusia rata 17-25 tahun terpikat dengan PKS.

Yang menarik, lanjut Ubaidillah, masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah atau wong cilik yang diindetikkan dengan PDIP, mulai bergeser ke PKS. "Karena karakteristik pemilih di Jakarta lebih rasional ketimbang di daerah lain, apalagi pendekatan yang dilakukan PKS melalui kegiatan-kegiatan sosial," tandasnya. [inilah.com]
------


Baca Selanjutnya......

Amazing Story: Sipir Guantanamo Masuk Islam!




Sel Guantanamo yang hening di waktu malam mengantarkannya bersyahadat. Ia memeluk Islam ketika didera skeptis oleh perlakuan negaranya terhadap tahanan yang disebut teroris
-----
Oleh Chairul Akhmad



Awal tahun 2004, ia baru enam bulan menjadi sipir penjara Guantanamo. Pada suatu malam yang hening, ia berbincang-bincang dengan tahanan No 560, warga Maroko yang dikenal dengan sebutan "Jenderal". Sebuah percakapan yang membuatnya mengubah jalan hidup.

Namanya Terry Holdbrooks, ia bertugas menjaga dan mengawasi para tahanan yang kebanyakan dituding sebagai teroris oleh pemerintah AS. Holdbrooks mengawal mereka ketika akan diinterogasi, atau kemana pun mereka pergi. Namun shift malam berjalan lamban tanpa kegiatan berarti.

"Satu-satunya yang harus kau lakukan adalah mengepel lantai," ujarnya.

Ia kemudian menghabiskan malam dengan duduk bersilang kaki di lantai, berbincang-bincang dengan para tahanan lewat lubang besi pintu sel, terutama dengan tahanan No 560.

Akhirnya, hubungan Holdbrooks dengan 'Sang Jenderal' yang bernama asli Ahmad Errachidi, kian akrab.

Bincang-bincang tengah malam mereka menggiring Holdbrooks pada sikap skeptis terhadap penjara (Guantanamo). Ia pun kian berpikir tentang jalan hidupnya yang dianggap salah.

Setelah itu, Holdbrooks memesan buku-buku tentang Arab dan Islam, dan mulai mempelajari agama yang dianggapnya menarik.

Tak lama kemudian, ngobrol santai malam-malam itu pun berubah menjadi pengucapan syahadat. Holdbrooks menyodorkan pulpen dan sebuah kartu kepada Errachidi lewat lubang sel, memintanya menuliskan syahadat dalam bahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Arab.

Holdbrooks mengucapkan kata-kata yang tertulis di kartu dengan suara lantang. Ia memeluk Islam, di atas lantai penjara Kamp Delta Guantanamo.

Holdbrooks, yang meninggalkan militer tahun 2005, membagi pengalamannya kepada Majalah Newsweek, dalam sebuah wawancara beberapa minggu lalu. Ia dan mantan sipir Guantanamo lainnya mengungkapkan perlakuan sadis terhadap para tahanan yang dilakukan oleh tentara, paramedis, dan para interogator yang ingin membalas dendam. Terutama terhadap tahanan yang dituding terlibat dalam serangan 9/11 di New York.

Seiring dengan munculnya kabut rahasia Guantanamo, pemandangan lainnya juga bermunculan. Termasuk adanya interaksi mengejutkan antara sipir dan tahanan; baik dalam masalah politik, agama, maupun musik. Sebuah hubungan timbal-balik yang mengundang keanehan kedua belah pihak, bahkan terkadang melahirkan empati.

"Para tahanan biasanya berbicara dengan sikap hormat kepada para penjaga yang juga menunjukkan sikap serupa," kata Errachidi, yang sudah lima tahun menghuni Guantanamo, dan kini telah pulang ke Maroko. "Kami berbicara tentang segala hal, yang biasa, hal-hal yang umum," imbuhnya.

Tingkat identifikasi Holdbrooks dengan pihak lain memang luar biasa. Tak seorang pun penjaga (sipir) maupun sukarelawan yang masuk Islam di Guantanamo.

Pengalaman di tempat kuliahnya mengajarkan bahwa para penjaga dan tahanan biasanya saling bermusuhan. Namun, Holdbrooks sepertinya membalikkan kaidah alam. Bahkan ia dituding melakukan konspirasi.

Holdbrooks tumbuh dan besar di Kota Phoenix, Arizona. Ia mengaku pemabuk berat sebelum masuk militer tahun 2002, dan "anti segalanya". Kedua telinganya berlubang dan dihiasi anting kayu, lengannya dihiasi tato hingga ke bahu. Kamar apartemennya dipenuhi memorabilia film-film horor.

Holdbrooks juga seorang pencinta lagu-lagu metal.

Holdbrooks -yang disebut TJ oleh teman-temannya- bergabung dengan militer AS hanya untuk menghindari masalah seperti yang dialami orang tuanya. Dia mengikuti kata hatinya untuk mencari ketenangan.

Pertama kali meninggalkan rumah, dia langsung bertunangan dengan seorang perempuan yang baru delapan hari dikenalnya. Holdbrooks lalu menikahinya tiga bulan kemudian.

Dengan pemahaman keagamaan yang kurang, Holdbrooks tersentak oleh ketaatan para tahanan Guantanamo dalam menjaga keimanan mereka.

"Kebanyakan orang-orang Amerika telah meninggalkan Tuhan, namun di tempat ini (para tahanan), begitu teguh menjalankan shalat," tuturnya.


Penahanan Errachidi mengundang kecurigaan Holdbrooks. Orang Maroko itu bekerja sebagai koki di Inggris selama 18 tahun, dan sangat lancar berbahasa Inggris.

Errachidi mengatakan pada Holdbrooks, ia tengah melakukan perjalanan ke Pakistan dalam rangka bisnis akhir September 2001, untuk mencari biaya operasi anaknya.

Ketika melintasi Afghanistan, ia ditangkap oleh pasukan NATO dan dijual ke pasukan AS seharga $5,000. Di Guantanamo, Errachidi dituduh mengikuti pelatihan di kamp al-Qaida.

Namun, investigasi yang dilakukan oleh surat kabar London Times tahun 2007 membenarkan cerita Errachidi. Hal ini menuntunnya ke gerbang pembebasan.

Errachidi mengaku tidak terlalu ingat malam saat Holdbrooks masuk Islam. Selain dengan Holdbrooks, Errachidi juga berdiskusi dengan para penjaga lainnya.

Topiknya beragam, terutama tentang agama Kristen dan pengorbanan Yesus. Ketika Holdbrooks berniat masuk Islam, Errachidi sempat menasihatinya, bahwa konsekuensi keimanannya akan mendatangkan kesulitan.

Setelah bersyahadat, terjadi perubahan mencolok pada perilaku Holdbrooks. Teman-temannya sesama sipir merasa aneh dengan perubahan yang terjadi pada pemuda Phoenix itu. Mereka mendengar para tahanan memanggilnya Mustapha, dan melihat Holdbrooks rajin belajar bahasa Arab.

Suatu ketika, teman-temannya sesama anggota militer menggeledah apartemen Holdbrooks di Phoenix. Mereka menggiringnya ke halaman, sementara beberapa orang lainnya masuk ke dalam kamar. Mereka menemukan tumpukan buku-buku agama Islam, al-Qur'an, juga buku The Complete Idiot's Guide to Understanding Islam.

Setelah melihat bukti-bukti dalam kamarnya mereka pun pergi dan meneriaki Holdbrooks dengan kata-kata pengkhianat. Tak lupa, sang komandan memberikannya hadiah berupa bogem mentah di wajahnya.

Beberapa bulan kemudian, Holdbrooks keluar dari militer, dua tahun sebelum masa penugasannya berakhir. Begitu pensiun dari militer, ia kembali tenggelam dalam dunia alkohol. Mabuk hampir tiap waktu dan menghabiskan $60 per hari untuk membeli minuman.

Baru-baru ini, Holdbrooks kembali berhubungan dengan Errachidi, yang kini didera tekanan batin sejak meninggalkan Guantanamo. Errachidi mengaku mengalami masalah dalam menikmati kebebasannya. Ia tengah berupaya belajar berjalan tanpa bantuan tongkat penyangga, dan mencoba tidur malam dalam kondisi lampu padam.

Adapun Holdbrooks, yang kini berusia 25 tahun, sudah berhenti mabuk sejak tiga bulan lalu. Ia rajin mengikuti shalat jamaah lima waktu di Islamic Center Tempe, sebuah masjid dekat Universitas Phoenix. Kemana-mana ia selalu memakai songkok dan aktif dalam mengikuti kegiatan keislaman yang diselenggarakan di Tempe.

Ketika Imam Masjid Tempe mengenalkan Holdbrooks kepada para jamaah dan menjelaskan bahwa ia masuk Islam di Guantanamo, beberapa orang langsung merubung dan menjabat tangannya dengan erat.

"Saya kira mereka (AS) menempatkan orang-orang paling kejam di Guantanamo. Saya tidak pernah mengira ada orang seperti TJ," canda Amr Elsamny, sang imam, kepada jamaah.

Mantan sipir di penjara angker yang juga seorang pemabuk itu, kini telah menemukan ketenangan, dengan menjadi seorang Muslim.

sumber: sabili.co.id

Baca Selanjutnya......

Pengerah Massa Terbesar, PKS Raih Rekor Muri




JAKARTA - Kampanye putaran akhir yang diselenggarakan PKS DKI Jakarta pada 30 Maret 2009 memperoleh penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai penyelenggaraan kampanye terbesar di Jakarta khususnya.


Penghargaan rekor MURI tersebut disampaikan kepada penyelenggara, yaitu DPW PKS DKI Jakarta, Selasa (7/4/2009) di Jakarta, demikian seperti rilis PKS Jakarta kepada okezone. Hadir dalam pemberian penghargaaan tersebut Ketua DPW PKS DKI Jakarta Triwisaksana, Panitia Pelaksana Kampanye Adang Daradjatun dan Igo Ilham, hadir pula Jaya Suprana Ketua Umum MURI yang akan menyerahkan rekor tersebut.

PKS mendapatkan rekor MURI karena berhasil mengerahkan massa terbersar, untuk memadati Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta. Massa PKS tersebut berdatangan dari masing-masing wilayah di DKI Jakarta. Padatnya massa PKS di Gelora BK diakui, baik oleh masyarakat maupun media, sebagai kampanye pemilu 2009 yang dihadiri massa paling besar, bila dibandingkan dengan kampanye partai-partai lain di lokasi yang sama.

Triwisaksana mengatakan penghargaan tersebut didedikasikannya untuk seluruh kader PKS di Jakarta. Menurutnya, tidak mungkin masyarakat begitu antusias mengikuti kampanye PKS bila tidak didahului kerja-kerja yang terus menerus dan tidak hanya menjelang Pemilu. "Para kaderlah yang patut mendapat penghargaan ini, berkat mereka masyarakat mau ke Gelora tanpa harus dibayar," ujar pria yang biasa dipanggil Sani ini.

Sementara itu Adang Daradjatun yang pada kampanye akbar menjadi Ketua Panitia menyatakan bersyukur atas penghargaan rekor MURI ini. Menurut caleg PKS dari Dapil Jakarta 3 ini, masyarakat pasti bisa membedakan bahwa Gelora Bung Karno pada kampanye PKS penuh dengan lautan pendukung PKS, bukan sekedar iklan yang tampak dipenuhi padahal hanya manipulasi grafis semata. "InsyaAllah ini akan menjadi penyemangat kami untuk memenangkan kembali PKS di Jakarta pada Pemilu Kamis mendatang," pungkas Adang.(ahm)


Baca Selanjutnya......



Beberapa pekan terakhir ini selain soal persiapan peralatan Pemilu di TPS-TPS yang banyak bermasalah, baik kekurangan surat suara, kekurangan bilik suara, balpoint warna merah yg tdk cukup tersedia, ada juga soal DPT yang carut marut.

Carut marutnya DPT ini memang sangat meresahkan, karena disamping ada masalah dengan unsur merugikan atau menguntungkan kekuatan politik tertentu, namun yang lebih penting adalah adanya hak-hak politik warga yang hilang akibat carut marutnya DPT ini. kita bisa bayangkan, bahwa di dalam DPT ternyata banyak termuat warga yang telah lama meninggal, masih belum cukup umur, bahkan anggota TNI / POLRI yang masih aktifpun juga banyak terdapat, namun sebaliknya banyak warga yang berhak memilih malah tidak tercantum namanya di DPT tersebut, alias kehilangan hak suara.
Sehingga saat pemilu 9 April besok, walau yang bersangkutan memiliki KTP, ikut ronda, ikut kerjabakti di kampung, bahkan punya NPWP, namun tidak boleh memilih karena tidak dapat masuk namanya di DPT....aneh bin ajaib.
saya tidak ingin menuduh-nuduh bahwa DPT yg carut marut ini merupakan permainan politik tertentu, namun saya ingin menyoroti dari kacamata DPRD saja. Menurut saya, salah satu penyebab ketidak beresan ini adalah akibat tidak beresnya pencatatan kependudukan di Indonesia. Kita tidak bisa membuat print out yang memuat seluruh warganegara RI yang berusia lebih dari 17 tahun yang akurat secara real time detik ini. sebetulnya hal ini secara teknis dan secara tekhnologi tidak sulit untuk dilakukan, namun entah kenapa, sampai sekarang ini tidak bisa dilakukan, selalu saja ada alasan untuk menyatakan bahwa hal itu belum saatnya dilakukan.
oleh karena itu, saya telah mendesak kepada Pemerintah Provinsi DIY agar segera melaksanakan sistem administrasi kependudukan yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, sehingga, bila nanti kita akan menyelenggarakan pemilu, kita tinggal mengeluarkan Print out data kependudukan secara real time tersebut, tidak perlu lagi membentuk PANTARLIH (panitia pendaftara pemilih yang boros biaya namun tidak akurat), tidak perlu lagi mengeluarkan DPS dan DPT (data pemilih sementara dan tetap), dan setiap orang yang punya KTP dipastikan mendapat hak pilihnya serta hak-hak lain sebagai warga negara.
Wallaahu'alam bishawab

Baca Selanjutnya......

PKS Berambisi Mendobrak Batas!



"PKS mau jadi partai tengah dari transisi partai kiri atau kanan. Atau ingin menjadi partai modernis," terang mantan peneliti CSIS ini.




INILAH.COM, Jakarta - Sederet manuver dilakukan PKS sebagai upaya untuk mendobrak berbagai batasan yang selama ini menghalangi aktivitas politiknya, termasuk tudingan bahwa PKS merupakan partai radikal dan tertutup. Intinya, PKS mencoba menjadi partai tengah yang terbuka.

Penganugerahan penghargaan PKS kepada sejumlah tokoh perempuan Indonesia misalnya, juga bagian dari upaya PKS untuk keluar dari kepompong yang selama ini membatasinya.

"Penghargaan itu (terhadap 8 perempuan) upaya PKS yang ingin keluar dari kepompong yang selama ini membatasi dirinya," ucap Direktur eksekutif IndoBarometer M Qodari, kepada INILAH.COM, Jakarta, Jumat (5/12).

Dengan penghargaan itu, lanjut Qodari, PKS ingin menyampaikan kepada publik bahwa partainya tidak alergi perempuan. Sebab, stigma yang melekat selama ini parpol Islam menolak kepemimpinan Islam.

"PKS mau jadi partai tengah dari transisi partai kiri atau kanan. Atau ingin menjadi partai modernis," terang mantan peneliti CSIS ini.

Mengenai penghargaan ini sebagai upaya PKS menarik dukungan, Qodari tidak menampik itu. Namun, upaya itu berhasil atau tidak masih harus menunggu pada Pemilu 2009 mendatang.

Penganugerahan PKS untuk delapan perempuan Indonesia tersebut dimaksud untuk peringatan 80 tahun kebangkitan perempuan Indonesia pada 22 Desember mendatang.

Beberapa nama yang akan diberi penghargaan sebut saja Mira Lesmana, Neno Warisman, Bunda Ifet, Tuty Alawiyah, Nia Dinata, Dian Sastro, Ani Soetjipto, Dewi Motik, Maria Hartiningsih, Toeti Aditama, Rosiana Silalahi, Siti Hardijanti Rukmana (Mbak Tutut), Megawati Soekarnoputri, Khofifah Indarparawansa, Sri Mulyani (Menteri Keuangan), Meuthia Hatta, dan sejumlah nama lainnya. [jib]

http://pemilu.inilah.com/berita/2008/12/05/66659/pks-berambisi-mendobrak-batas/



Baca Selanjutnya......

Bagi PKS Kampanye Tidak Pernah Berakhir



Kenapa mereka mau berbuat demikian? Karena, mereka menginginkan perubahan segera terjadi di negeri ini. Mereka tidak mau lagi lembaga legistatif, eksekutif dan yudikatif dipenuhi oleh orang-orang yang bermental buruk alias politisi busuk.



PK-Sejahtera Online: Bagi partai lain kampanye terbuka mungkin sudah berakhir, tapi tidak demikian bagi partai bernomor 8 (Partai Keadilan Sejahtera/PKS) ini. Bagi si nomor 8 ini, perjuangan terus dilakukan hingga mencapai hasil yang didambakan.

Para kader dan simpatisan PKS terus bergerilya di dunia maya, ranah yang tidak diatur oleh Undang-undang pemilu. Berbagai cara yang tidak bertentangan dengan hukum dan Undang-undang terus dilakukan oleh kader dan simpatisan PKS.

Mereka mengajak orang-orang yang mereka kenal, termasuk penulis tentunya agar pada tanggal 9 April 2009 memilih PKS. Ini menunjukkan betapa hebat militansi dan kecintaan yang dimiliki oleh para kader partai yang menamakan dirinya Partai dakwah ini dan bersemboyankan Bersih, Peduli, Profesional.

Kenapa mereka mau berbuat demikian? Karena, mereka menginginkan perubahan segera terjadi di negeri ini. Mereka tidak mau lagi lembaga legistatif, eksekutif dan yudikatif dipenuhi oleh orang-orang yang bermental buruk alias politisi busuk.

Dalam pesan yang diterima penulis, Dewan Pengurus Pusat(DPP) PKS menghimbau agar seluruh kader dan simpatisan PKS yang memiliki account di Facebook, YM, dan Gtalk agar memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk mengajak orang-orang yang mereka kenal agar memenangkan PKS.

Bila teman anda ada 100 orang, maka anda telah berkampanye kepada 100 orang tersebut, subhanallah, demikian DPP PKS.

Sementara itu menurut salah seorang kader PKS di Batam, Ricky Indrakari, mengatakan 'serangan udara' akan efektif dengan tindak lanjut menggelar 'infantry darat' secara massive dengan himbauan agar masyarakat yang punya hak pilih tidak golput.

"Aib bagi seorang kader yang berdiam diri di rumah selama masa tenang ini,"katanya


-->
Kampanye aja nggak pernah berakhir, apalagi pelayanan dari PKS pada masyarakat, insyaAllah juga tak pernah kenal waktu dan musim...

Baca Selanjutnya......

Survei: PKS Tinggalkan Jauh Gerindra



VIVAnews - Survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis menemukan fakta menarik, elektabilitas Partai Keadilan Sejahtera jauh meninggalkan Partai Gerakan Indonesia Raya. PKS di nomor empat, sementara Gerindra di nomor enam.







Berikut hasil survei yang dilakukan pada 16-23 Maret 2009 itu:

1. PDIP 19,6 %;
2. PD 19,18 %;
3. Golkar 18,26 %;
4. PKS 8,78 %;
5. PPP. 3,5 %;
6. Gerindra 2,46 %;
7. PAN. 2,16 %;
8. PKB. 1,67 %;
9. Hanura 1,35 %;
10. PBB 0,35 %; dan
11. PDS 0,19 %.

Menurut Direktur Eksekutif Puskaptis Husin Yazid, dalam jumpa pers Kamis 2 April 2009, ada banyak responden masih merahasiakan pilihannya yakni 22,5 persen. Dari survei ini, Husin juga mengatakan potensi golput berkisar 35-40 persen.

Responden survei 1.250 orang yang tersebar di 33 provinsi di 75 kabupaten, 300 kecamatan dan 600 desa/kelurahaan. Responden ini juga digunakan nanti untuk survei penghitungan cepat Pemilu 2009. Margin of error 3 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Dibandingkan dengan survei terakhir Lembaga Survei Indonesia, fenomena PKS dan Gerindra ini tidak jauh berbeda. LSI menemukan PKS merupakan partai keempat terbanyak dipilih yakni oleh 5,7 persen responden, sementara Gerindra di nomor 9 dengan suara 3,6 persen.


Baca Selanjutnya......
 

blogger templates | Make Money Online